Pada tanggal 22-23 Oktober 2024, bertempat di hotel Tara Yogyakarta, telah berlangsung kegiatan penting yang diselenggarakan oleh Konsorsium Pelita. Kegiatan ini mengundang 16 peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang fokus pada isu disabilitas dan kusta. Workshop dua hari ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama antar lembaga dan menghasilkan sebuah rencana strategis yang akan menjadi upaya kolektif dalam menangani tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kelompok difabel dan OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta) di Indonesia.
Sanding Bayu, berperan aktif sebagai fasilitator dalam acara workshop selama dua hari. Bayu memulai sesi dengan pertanyaan pemantik sehingga mengundang peserta untuk berpikir kritis dan muncul ide baru di tengah diskusi. Bayu juga memastikan semua peserta dapat menyampaikan gagasan, mendorong keterlibatan peserta secara penuh, menyatukan perspektif untuk menghasilkan rencana strategis Konsorsium Pelita.
Hari Pertama: Mengidentifikasi Isu dan Tantangan
Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari ketua Konsorsium Pelita yakni Khambali (Difabel Slawi Mandiri) yang menjelaskan pentingnya peran serta organisasi di dalam wadah konsorsium untuk mewujudkan Indonesia bebas kusta. Ia menekankan bahwa kegiatan selama dua hari mampu menghasilkan dokumen rencana strategis bagi Konsorsium Pelita.
Seusai pembukaan, para peserta langsung dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan tantangan-tantangan utama yang dihadapi oleh kelompok difabel dan OYPMK di Indonesia. Beberapa isu yang muncul dalam diskusi ini antara lain keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang ramah difabel, stigmatisasi terhadap pasien kusta, serta rendahnya kesadaran masyarakat terkait hak-hak difabel dan OYPMK. Peserta diajak untuk sharing pengalaman melalui praktik podcast untuk menceritakan tantangan apa yang dihadapi dan apa yang sudah baik di wilayahnya.
Hari Kedua: Merumuskan Rencana Strategis
Hari kedua workshop difokuskan pada penyusunan rencana strategis yang konkret. Para peserta dibimbing untuk merancang langkah-langkah yang dapat diambil secara kolektif untuk memperjuangkan hak-hak difabel dan OYPMK, serta memastikan keberlanjutan program yang dapat diimplementasikan dalam jangka panjang.
Melalui serangkaian sesi kerja kelompok dan diskusi, peserta menyusun impian jangka panjang mencakup berbagai bidang, mulai dari kebijakan publik, advokasi, aksesibilitas layanan kesehatan, hingga kemandirian finansial melalui pemberdayaan ekonomi. Salah satu hasil penting dari workshop ini adalah disepakatinya beberapa prioritas utama yang harus menjadi fokus bersama dalam beberapa tahun mendatang.
Kegiatan Konsorsium Pelita 2024 ditutup dengan menyatakan komitmen bersama dari seluruh peserta untuk mengimplementasikan rencana strategis yang telah disusun. Komitmen ini mencakup upaya untuk melakukan advokasi, memperluas jangkauan program-program yang sudah ada, serta memastikan keterlibatan aktif masyarakat difabel dan OYPMK dalam setiap tahapan perencanaan dan pelaksanaan program.
Konsorsium Pelita berharap bahwa rencana strategis yang telah disusun ini dapat menjadi panduan bagi semua pihak dalam mendorong perubahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Melalui langkah konkret dan kerja sama yang erat, Konsorsium Pelita optimis dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas dan OYPMK, sekaligus memperkuat gerakan sosial yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Penulis: Erfina
Publisher: Ken