Bertempat di Sekretariat FKDC, acara ini bertujuan merumuskan program kerja yang kuat dan berkesinambungan untuk tahun 2025. Kegiatan tersebut merupakan intervensi proyek nihil kusta yang didukung oleh NLR Indonesia dengan outcome untuk mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas dan kusta.
Ditekankan oleh Abdul Mujib dalam sambutannya, bahwa setiap kelompok diharapkan memiliki visi dan misi yang jelas, “Penting bagi teman-teman kelompok untuk memiliki mimpi yang harus bisa dibayangkan secara nyata”. Ketua FKDC tersebut kemudian mengajak peserta untuk menggambar visi kelompok, serta membayangkannya secara jelas agar lebih mudah untuk mengimplementasikan.
Tidak hanya berbicara tentang hal strategis, dua Kelompok Inklusi dan tujuh Kelompok Difabel Desa yang hadir juga dipaksa untuk mengembangkan harapan tinggi dalam menciptakan perubahan positif. Diskusi hangat dan penuh semangat mewarnai pembahasan tentang berbagai tantangan nyata, seperti stigma sosial yang masih mengakar terhadap orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK), serta minimnya aksesibilitas bagi difabel.
Pertemuan ini sekaligus menjadi wadah bagi para peserta untuk saling mendukung dalam implementasi kegiatan. Antar kelompok dapat berbagi pengalaman pribadi dalam menghadapi stigma, dan menyampaikan harapan mereka untuk sebuah masyarakat yang lebih inklusif.
Disampaikan oleh Usman, salah satu peserta dari Desa Astanajapura. Dirinya menyatakan kegembiraannya bisa terlibat. “Saya berharap rencana aksi ini dapat mengubah stigma dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi OYPMK dan difabel dalam bermasyarakat,” ungkapnya.
Pada akhir kegiatan, FKDC memberikan penguatan dan apresiasi atas komitmen dari kedua kelompok inklusi dan tujuh kelompok difabel desa yang hadir. Pertemuan ini diyakini menjadi langkah penting untuk memperkuat solidaritas, sekaligus mewujudkan desa yang inklusif dan ramah bagi setiap warganya.
Penulis: Apipudin
Editor: Angga Yanuar
Publisher: Ken