Langkahnya terinspirasi oleh Putri Diana. Ia memulai langkah nyata dengan mengunjungi Komplek Kusta Jongaya sebagai kampung kusta terbesar di Sulawesi Selatan.
Selama kunjungannya pada 26-27 Agustus 2024, Miss Tata, sapaannya telah meninggalkan kesan mendalam bagi warga Makassar, khususnya di Kampung Jongaya. Kehadirannya tidak hanya sebagai tamu, tetapi ia juga terlibat langsung dengan warga terdampak kusta.
Sikap ramah dan kehangatan yang ia tunjukkan menjadi sorotan, mencerminkan komitmennya dalam mengikis prasangka yang masih mengakar kuat di masyarakat. Pada kesempatan tersebut, Miss Tata juga menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya peran publik figur dalam mengedukasi masyarakat tentang penyakit kusta.
Miss Tata menjelaskan bahwa ketertarikannya pada isu kusta telah ada jauh sebelum ia menyandang gelar Miss Supranational Indonesia.
“Saya terinspirasi oleh Lady Diana yang pernah berkunjung ke Indonesia terkait kusta,” ujarnya. Ia mengacu pada kunjungan Putri Diana tahun 1989, yang dengan berani memeluk penderita kusta di tengah ketakutan dan stigma yang menyelimuti masyarakat saat itu.
Momen tersebut, menurutnya, menjadi titik balik dalam pandangannya terhadap kusta dan mendorongnya untuk lebih mendalami isu ini”, jelasnya.
Dalam berbagai kesempatan, Miss Tata menekankan bahwa stigma sosial terhadap penderita kusta adalah masalah yang memerlukan perhatian serius.
“Stigma ini adalah panggilan jiwa bagi saya untuk bertindak,” tegasnya. Dalam penyampaiannya, pentingnya edukasi publik untuk meluruskan kesalahpahaman yang ada. Sebagai salah satu bentuk tindak lanjut, Miss Tata berencana memanfaatkan platform media sosialnya untuk mengkampanyekan isu ini secara lebih luas.
“Saya akan menggunakan platform ini untuk menyebarluaskan isu kusta,” pungkasnya.
Dukungan dari Sasakawa Health Foundation (SHF), yang telah lama bekerja sama dengan Miss Supranational, menjadi dorongan lebih bagi Miss Tata dalam menjalankan misi ini. Melalui kolaborasi ini, ia berharap dapat membawa perubahan positif dan membangun pemahaman yang lebih baik di masyarakat mengenai kusta.
Miss Tata juga mengungkapkan bahwa pengetahuan mendalam yang dimilikinya tentang kusta tidak datang secara instan. Ia telah terlibat dalam berbagai diskusi dengan organisasi yang fokus pada isu ini, yang memperkaya wawasan serta pemahamannya terhadap tantangan yang dihadapi oleh orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
Langkah Miss Tata ini bukan hanya mencerminkan komitmennya terhadap isu sosial, tetapi juga upaya untuk mengikuti jejak Lady Diana dalam menjembatani kesenjangan antara masyarakat umum dan komunitas yang selama ini terpinggirkan. Dengan tekad dan dukungan yang ada, Miss Tata berupaya melanjutkan perjuangan melawan stigma kusta di Indonesia.
Editor: Erfina
Publisher: Ken Kerta